Four Methods to Understand the World
Empat Metoda untuk Memahami Dunia
The proper understanding of the world is extremely important for all of us. All our frustrations, angers and happiness depend on our proper understanding of the world. If we know the world and its people, there is no doubt that we can live a very happy and enjoyable life. Yet understanding the world is most complex in this world. Even geniuses like Einstein admitted "I know little about nature and hardly anything about men."
Pemahaman wajar dunia adalah sangat penting untuk kita semua. Semua frustasi kita, kemarahan-kemarahan dan kebahagiaan bergantung pada pemahaman wajar kita dunia. Jika kita mengenal dunia dan nya orang-orang, tidak ada keraguan bahwa kita dapat tinggal(hidup suatu hidup sangat menyenangkan dan berbahagia. Namun mengerti dunia itu adalah paling kompleks di dalam dunia ini. Bahkan genius-genius seperti Einstein mengakui "Aku mengenal kecil tentang sifat dan dengan susah segalanya tentang orang."
While it is so difficult to understand the world that even Einstein could not grasp it, yet it is so very simple that even an illiterate person can understand the world even without reading a single book. The mystery of this knowledge is as big as the universe yet as small as spark of soul?
Ketika sangat sulit untuk memahami dunia sehingga bahkan Einstein tidak bisa memahami nya, walaupun demikian ia adalah sangat sangat sederhana sehingga bahkan satu orang orang buta huruf dapat memahami dunia bahkan tanpa membaca suatu buku. Misteri dari pengetahuan adalah ini sebesar alam semesta namun sekecil percikan dari jiwa?
Often people fail to understand the world because they do not follow the "right" method to understand the world. They simply follow the methods adopted by other "knowledgeable and wise" people and fail in the process because there is not one way to know the world but four methods to know the world. Every one must choose the right method of knowing the world based on their nature instead of copying other's method.
Sering kali kegagalan orang-orang untuk memahami dunia karena mereka tidak mengikuti "yang benar" metoda untuk memahami dunia. Mereka hanya mengikuti metoda-metoda yang diadopsi oleh yang lain "bijaksana dan yang banyak mengetahui" orang-orang dan kegagalan di dalam proses karena ada tidak satu arah untuk mengenal dunia tetapi empat metoda untuk mengenal dunia. Semuanya harus memilih metoda yang benar mengetahui dunia berdasar pada sifat mereka daripada mengcopy yang lain's metoda.
The Beauty of the Universal Laws of Nature
Kecantikan dari Hukum Yang Universal dari Sifat
The world is not really as complex as it seems since the entire universe is government by some basic laws. What is valid in one area of knowledge is also valid in another area of knowledge.
Dunia itu tidak benar-benar serumit itu kelihatannya karena seluruh alam semesta adalah pemerintah oleh beberapa hukum yang dasar. Apa yang valid dalam satu bidang dari pengetahuan adalah juga valid di dalam bidang lain pengetahuan.
In the ancient philosophy of Gita, there are four paths prescribed to achieve salvation. These four paths are path of knowledge (Gyanyoga), path of action (Karmayoga), path of devotion (Bhaktiyoga) and path of self-realization (Dhyanayoga). These four paths have been prescribed since human beings are born with different nature and same path is not suitable for everyone. Unless one follows the "right" path that is in harmony of his basic nature, he can't hope to go long in understand the world or achieving salvation in his life.
Di dalam filsafat yang masa lampau dari Gita, ada empat jalan yang ditentukan untuk mencapai keselamatan. Empat jalan-jalan ini adalah jalan dari pengetahuan (Gyanyoga), jalan tindakan (Karmayoga), jalan pengabdian (Bhaktiyoga) dan jalan kesadaran diri sendiri (Dhyanayoga). Empat jalan-jalan ini telah ditentukan sejak manusia adalah sifat pembawaan sejak lahir yang berbeda dan jalan sama bukanlah pantas untuk setiap orang. Kecuali jika nya mengikuti "yang benar" jalan yang di dalam keselarasan dari sifat dasar nya, ia tidak bisa berharap pergi merindukan di dalam memahami dunia atau meraih keselamatan di dalam hidupnya.
It would be interesting to see how the same principles can be applied in any area of human life including the acquisition of knowledge. We can discover four methods to know the world using this fundamental principle of Gita. The right method for a person depends on the nature of the individual.
Ia akan menjadi menarik untuk melihat bagaimana prinsip-prinsip yang sama dapat diterapkan di dalam setiap bidang dari hidup manusia yang termasuk pengadaan pengetahuan. Kita dapat menemukan empat metoda untuk mengenal dunia menggunakan prinsip pokok dari ini Gita. Metoda yang benar untuk seseorang bergantung pada sifat alami setiap.
Study: The Path of Knowledge
Studi: Jalan dari Pengetahuan
The most common path of knowing the world is by studying the existing knowledge of the world. There is no need to reinvent the wheel every time. Study is such a polpular method to know the world that people often thinks that it is the only path to understand the world. A child from his young days is trained to learn by studying the different subjects like science, history, medicine, psychology, literature etc. Study is an art of understanding from someone else's experience rather than by one's own experience. With knowledge one can make the mental model of the self and the world and develop the proper understanding of the world.
Jalan yang paling umum mengetahui dunia itu adalah dengan mempelajari pengetahuan yang ada dunia. Tidak usah menemukan kembali roda?kemudi setiap kali. Studi adalah metoda polpular seperti itu untuk mengenal dunia bahwa orang-orang sering kali berpikir bahwa adalah hanya jalan untuk memahami dunia. Seorang anak dari hari-hari muda nya dilatih;terlatih untuk mempelajari dengan mempelajari hal-hal yang berbeda seperti ilmu pengetahuan, sejarah, pengobatan, psikologi, literatur dll. Studi adalah satu seni tentang pemahaman dari pengalaman milik orang lain ketimbang oleh pengalaman kepunyaan nya. Dengan pengetahuan seseorang dapat membuat model mental dari diri sendiri dan dunia dan mengembangkan pemahaman wajar dunia.
However, leaning by studying is not everyone's cup of tea. Only if you are intelligent and hardworking and you have proper resources like access to good education, schools and teachers, you can hope to learn the world by studying. However, often people learn without understanding the fundamentals. The result is that soon they forget what they have learned. Even those who remember the studied knowledge often fail to apply it properly as they fail to understand the fundamentals and they tend to apply the right principles at the wrong place.
Namun, menyandarkan dengan belajar bukanlah kesanggupan untuk dilakukan setiap orang. Hanya jika anda bersifat cerdas dan hardworking dan anda mempunyai sumber daya yang tepat seperti akses kepada pendidikan yang baik, sekolah-sekolah dan para guru, anda dapat berharap untuk mempelajari dunia dengan belajar. Namun, sering kali orang-orang mempelajari tanpa pemahaman asas-asas. Hasil adalah bahwa/karena segera mereka melupakan apa yang mereka sudah pelajari. Bahkan mereka yang mengingat pengetahuan yang dipelajari sering kali kegagalan untuk menerapkan nya dengan baik ketika mereka gagal untuk memahami asas-asas dan mereka cenderung untuk menerapkan prinsip-prinsip yang benar di tempat yang salah.
Experiment: The Path of Action
Eksperimen: Jalan Tindakan
The test of any learned knowledge is it right application. A learned knowledge is like a formula which if applied wrongly can not give the correct result. Even the soundest of theories have no meaning unless they produce the desired results. Roger Bacon, the English philosopher, scientist rightly stated,
Ujian tentang segala pengetahuan yang [dipelajari/terpelajar] apakah (itu) aplikasi benar. Pengetahuan terpelajar seperti suatu rumusan yang jika yang diterapkan keliru/salah tidak bisa memberi hasil yang benar. Bahkan paling bunyi dari teori-teori tidak memiliki maksud(arti kecuali jika mereka menghasilkan hasil-hasil yang diinginkan. Jadilah Lemak babi, Orang-Orang Inggris ahli filsafat, ilmuwan sudah pada tempatnya menyatakan,
"The strongest arguments prove nothing so long as the conclusions are not verified by experience. Experimental science is the queen of sciences and the goal of all speculation."
"- Argumentasi-argumentasi yang paling kuat membuktikan (bahwa) tidak ada hal (yang) asalkan kesimpulan-kesimpulan itu tidak dibuktikan oleh pengalaman. Ilmu pengetahuan bersifat percobaan adalah ratu dari ilmu pengetahuan dan tujuan dari semua spekulasi."
Experiment is therefore, the most important way for the effective learning. However, the necessity ingredient of learning by experiment is courage and diligence. One must be willing to fail and face the humiliation of failure if one wishes to follow the path of action. Thomas Edison failed ten thousands time before he could make his first electric bulb. Gandhi was humiliated and jailed numerous times, before his experiments of nonviolence were accepted by the world.
Eksperimen kemudian, cara yang paling penting untuk pelajaran yang efektif. Namun, unsur keperluan terpelajar oleh eksperimen adalah keberanian dan kerajinan. Satu harus berkeinginan gagal dan menghadapi penghinaan kegagalan jika berbagai keinginan nya untuk mengikuti jalan tindakan. Thomas Edison gagal (dalam) sepuluh ribuan waktu sebelum ia bisa membuat bohlam/gelembung elektris pertama nya. Gandhi dihina dan dipenjarakan banyak waktu, sebelum eksperimen-eksperimen dari nya tanpa kekerasan diterima oleh dunia.
The most beautiful thing in following the path of action is that every time you experiment, you learn something. Prof. Anon said,
Hal yang paling indah di dalam mengikuti jalan tindakan adalah bahwa/karena setiap kali anda eksperimen, anda mempelajari sesuatu. Guru besar. Segera berkata,
"Every experiment proves something. If it doesn't prove what you wanted it to prove, it proves something else."
"- Setiap eksperimen membuktikan sesuatu. Jika itu tidak membuktikan apa yang Anda ingin nya untuk membuktikan itu membuktikan hal lain."
Therefore, Thomas Edison, in the attempt to learn making electric bulb did not failed 10000 times but learned 99999 methods as to how the electric bulb could not be made. Once, Einstein was doing research on the development of a theory for many years. After many years of research he learned that his theory was wrong. He was disappointed, but he sent his research paper for publication. He was asked as to why he wanted to publish a paper on a failed theory. He replied that he wanted to get the paper published so that others do not waste their time on a similar research.
Oleh karena itu, Thomas Edison, di dalam usaha itu untuk mempelajari membuat bohlam/gelembung elektris tidak 10000 kali gagal tetapi belajar 99999 metoda seperti bagaimana bohlam/gelembung yang elektris tidak bisa dibuat. Begitu, Einstein sedang lakukan riset di pengembangan dari suatu teori selama bertahun-tahun. Setelah banyak tahun dari riset ia belajar bahwa teori nya yang salah. Ia dikecewakan, tetapi ia mengutus kertas riset nya untuk penerbitan. Ia diminta(ditanya seperti mengapa ia ingin menerbitkan suatu kertas di suatu teori yang digagalkan. Ia menjawab bahwa ia ingin mendapat kertas menerbitkan sehingga yang lain tidak menyia-nyiakan waktu mereka di suatu riset yang serupa.
Attention: The Path of Self-Realization
Perhatian: Jalan Kesadaran diri sendiri
What if we are neither very intelligent nor very courageous in accepting defeat or facing humiliation, what is the next option? After all, intelligence and courage are the natural gifts to the people and it is extremely difficult to cultivate these gifts beyond a point.
Bagaimana jika kita bukan sangat yang cerdas maupun sangat berani di dalam menerima kekalahan atau menghadapi penghinaan, apa yang merupakan opsi yang berikutnya? Bagaimana pun, kecerdasan(inteligen dan keberanian adalah karunia-karunia yang alami(wajar kepada orang-orang dan itu adalah sangat sulit untuk menanami karunia-karunia ini di luar suatu titik.
Fortunately, all of us are blessed by nature to have a self-learning mechanism even by observation provided we pay close attention to the events around us and desire to learn from it. There is no way one can close the mind from thinking. Mind is always working in analyzing the events around us to make us understand the world. People automatically learn from their events of life. Thus it is common to become wise with age.
Untunglah, kita semua diberkati secara alami untuk memiliki suatu mekanisme pelajaran diri sendiri bahkan oleh pengamatan menyediakan kita perhatikan dengan seksama kepada kejadian di sekitar kita dan keinginan kepada belajarlah dari hal tersebut. Sama sekali tidak mungkin seseorang dapat menutup pikiran dari pemikiran. Pikiran adalah selalu bekerja di dalam meneliti kejadian di sekitar kita untuk membuat kita memahami dunia. Orang-orang secara otomatis tahu dari kejadian tentang mereka hidup. Jadi; Dengan demikian itu adalah umum untuk menjadi bijaksana dengan usia.
Yet the wisdom acquired due to old age does not have much utility since by that age the physical and metal capabilities of the person deteriorate. However, one can expedite the learning by observation by paying close attention to the events and by developing a deep desire for the right answers to emerge from within. This is the method of great saints, prophets and scientist. They all acquired knowledge by self-realization. Einstein wrote three noble winning level papers i.e. on Brownian motion, photoelectric effect (which fetched him the Noble) and Theory for relativity when he was only twenty five. Jesus was only 28 when he received the divine revelation. Prophet Mohammad and Buddha too acquired the knowledge of the world by the age of forty.
Namun hikmat memperoleh karena umur tinggi tidak mempunyai banyak kegunaan karena oleh usia itu, kemampuan metal dan secara fisik dari orang memburuk. Namun, seseorang dapat mempercepat pelajaran oleh pengamatan dengan perhatian teliti pembayaran kepada kejadian dan dengan mengembangkan suatu keinginan yang men[dalam untuk hak jawaban atas muncul dari dalam. Ini adalah metoda dari orang-orang kudus yang besar, para nabi dan ilmuwan. Mereka semua memperoleh pengetahuan oleh kesadaran diri sendiri. Einstein menulis tiga pemenang yang mulia mengukur dokumen yaitu. di Gerak Brownan, efek fotoelektrik (yang mengambil dia Nobel) dan Theory untuk relatifitas ketika ia hanya dua puluh lima. Yesus hanya 28 ketika ia menerima wahyu yang ilahi. Nabi Mohammad dan Buddha juga perolehan pengetahuan dunia oleh usia lebih dari empat puluh.
The people who are most suitable for self-realization are those who are introvert and altruistic. If you love peace of life and happy being yourself, this is the right path for you.
Orang-orang yang adalah kebanyakan pantas untuk kesadaran diri sendiri adalah mereka yang seorang introvert dan rendah hati. Jika anda mengasihi damai sejahtera tentang hidup dan berbahagia selagi diri sendiri, ini adalah jalan yang benar untuk anda.
Art: The Path of Love
Seni: Jalan Dari Cinta
If you have the compassion for the people and love flows automatically from you, then it is most easy to understand the art of life by love. An artist knows the world better than any other person. The only difficulty is that he can't express this knowledge in worlds in a logical manner like a scientist or philosopher. He often uses symbols and creative imagination for expression his understanding of the world in the form of art, literature, music, poems and fiction. The art however, directly hit the heart of the people and transform the soul.
Jika anda mempunyai rasa kasihan untuk orang-orang dan kasih mengalirkan secara otomatis dari anda, lalu itu adalah kebanyakan mudah untuk memahami seni tentang hidup oleh kasih. Satu seniman mengenal dunia lebih baik daripada orang lain manapun. Satu-satunya kesukaran adalah bahwa/karena ia tidak bisa menyatakan pengetahuan ini di dalam dunia-dunia di suatu cara yang logis seperti seorang ilmuwan atau ahli filsafat. Ia sering kali menggunakan lambang dan imajinasi kreatif untuk pemahaman ungkapan nya dunia dalam wujud seni, literatur, musik, syair/puisi-syair/puisi dan fiksi. Seni namun, secara langsung kerugian inti orang-orang dan mengubah jiwa.
Yet how to love the world, when it is filled with all type of people? It is true that every one is not blessed with the heart of an artists or a lover. You see the world as you are. Hence unless you have love in you, you can't find the world worthy of love. Yet most of us do have the gift of love which we loose in the pursuits of worldly goals that are often achieved only by defeating a fellow human being.
Namun bagaimana caranya mencintai dunia, kapan itu dipenuhi dengan semua jenis orang? Adalah benar bahwa semuanya tidak diberkati inti satu seniman atau seorang pecinta. Bagaimana Anda melihat dunia maka itulah Anda. Karenanya kecuali jika anda mempunyai mengasihi pada anda, anda tidak bisa menemukan layaknya dunia dari kasih. Namun kebanyakan dari kita sungguh mempunyai karunia dari kasih yang kita melepaskan di dalam pengejaran-pengejaran dari sasaran yang duniawi yang sering dicapai hanya oleh kemenangan seorang manusia rekan.
Loving others is as simple, as loving one's child. There would be no person who does not love his own child. You love your child because you consider him or her as your own. Now imagine that without your knowledge your child is replaced by another child, you can be sure that your love would not diminish at all. Thus love is not as natural as we
Mengasihi yang lain adalah sesederhana mengasihi anak nya. Akan ada tanpa orang yang tidak mengasihi anak nya sendiri. Anda mengasihi anak anda karena anda mempertimbangkan; menganggap dia baik pria maupun wanita sebagai milik mu. Sekarang bayangkan tanpa pengetahuan anda, anak anda digantikan oleh anak yang lain, anda dapat pasti bahwa kasih anda tidak akan mengurangi sama sekali. Jadi; Dengan demikian kasih bukanlah sama alaminya seperti kita
Read more...